Kehidupan batin manusia ibarat gunung es: 1/3 bagian nongol ke permukaan laut, sedang 2/3 lainnya tak kelihatan, tersembunyi di bawah permukaan air”.
Misalnya ???
Kita sering tertarik pada seseorang. Tapi kita tak bisa menerangkan
kenapa, hal apa yang menyebabkan timbulnya perasaan semacam itu. Atau
suatu ketika, tiba-tiba muncul suatu perasaan tidak enak, gelisah,
hingga jantung pun berdebar-debar. Kita tak mampu menjelaskan, kenapa
demikian. Tahu-tahu beberapa saat, atau beberapa hari setelah itu,
kejadian tak diinginkan betul-betul menimpa. Dari kondisi semacam itu
terbukti, kekuatan bawah sadar dalam diri kita sedang bekerja.
Batin Manusia
Para ahli telah sampai pada kesimpulan bahwa dalam batin manusia terpendam kekuatan bawah sadar.
Sewaktu-waktu ia dapat muncul ke permukaan dan mempengaruhi rasa-sadar.
Kenapa? Karena ada hubungan yang sangat erat diantara keduanya. Pusatnya terletak di otak.
Pada bagian atas sumsum belakang terdapat sambungan yang langsung
saling berkaitan dengan otak. “Jembatan” sumsum itulah yang
menggetarkan “sinyal-sinyal” dari bawah sadar ke otak. Dari sini ia
langsung mempengaruhi.
Perbedaannya
apa?
Pikiran sadar hanya bekerja selama manusia tidak tidur. Paling
banter 16 jam sehari. Masa dinasnya terbatas. Dalam masa sesingkat itu,
ia bertanggung jawab mengambil keputusan dengan segera mengenai
soal-soal “kehidupan” dan lain sebagainya. Ia juga mengontrol situasi
yang dihadapkan padanya. Kesan-kesan ia serap dengan cepat, namun
secepat itu pula ia lupakan kembali.
Sedangkan
“pikiran – bawah sadar” tidak semalas itu. Ia bekerja terus-menerus
selama 24 jam sehari. Tiada waktu istirahat sedetik pun. Ia akan selalu
olah diri, melumat segala masalah. Malahan banyak pekerjaan yang tak
terselesaikan oleh rekannya (pikiran sadar), ia borong dengan tuntas,
memuaskan. Dan ini telah dilakukannya sejak detik pertama kelahiran
kita!
Banyak lagi
kelebihannya, diantaranya yang paling penting ialah “kejeniusannya”. Ia
tak pernah pikun. Semua situasi, emosi, dan sensasi yang kita temui,
selalu diingatnya. Tambahan lagi, kapasitas memorinya pun sukar
diperhitungkan.
Makanya, apabila kita mampu mengendalikan kekuatan yang tersembunyi itu,
kekuatan otak kita akan bertambah secara menakjubkan sekali.
Hampir-hampir kita sukar mempercayainya. Kita sering mengalami problema
yang sukar sekali dipecahkan.
Walaupun otak telah diperas berjam-jam
lamanya. Esok harinya, setelah tidur dimalam hari, tiba-tiba muncul saja
penyelesaiannya. Sungguh tak terbayangkan sebelumnya.
Timbul
pertanyaan, mengapa banyak sekali masalah yang sering dapat
terselesaikan sewaktu kita tidur nyenyak? Sebabnya ternyata sederhana
sekali. Problema yang sedang kita hadapi itu terlalu sulit buat “pikiran
sadar”. Akhirnya ia tertimbun dalam “bawah sadar “. Malam harinya,
tatkala sedang tertidur pulas, bawah sadar bekerja keras. Akhirnya ia berhasil memecahkannya.
Dalam ilmu kedokteran, peristiwa ini disebut “endopsychic process”.
Diduga ia sangat vital sekali dalam hidup kita sehari-hari. Hidup tanpa
dia, semua tampak mustahil. Sampai saat ini para ahli yakin, bahwa
dengan sedikit latihan, setiap orang mampu meningkatkan kekuatan
terpendam itu.
Jin Ifrid dalam Diri Anda
Ada
sebagian orang mempersonifikasikan pikiran bawah sadar itu dengan jin
Ifrid. Jin ini tersohor dalam dongeng Lampu Wasiat Aladin. Ia patuh
sekali. Apapun perintah tuannya, akan ia kerjakan dengan sempurna. Tak
peduli baik atau buruk Baginya semua titah itu baik dan benar.
Kemampuan kritisnya lemah. Tapi kekuatannya luar biasa.
Persis
seperti komputer. Ia menampung semua data yang diprogramkan padanya tanpa
membantah. Lalu seluruh data itu ia susun dalam arsip yang rapi.
Semakin banyak data, semakin pintar dan makin beragam pula tugas yang
sanggup ia selesaikan. Penimbunan itu terus berantai. Arsipnya
membengkak, begitu seterusnya.
Pianis
yang mahir menekan tuts-tuts dengan otomatis, tanpa berfikir lagi,
penggesek biola, penari, peniup saxophone juga tanpa berfikir lagi
bermain dengan lincah sekali. Padahal dulu dengan susah payah, penuh
konsentrasi, mereka berlatih berbulan-bulan lamanya. Sebetulnya, saat
itu ia sedang memasukkan informasi kedalam memori “jin “ itu. Makin
sering ia berlatih, makin berkembang data yang masuk, makin mahirlah
dia. Terwujudlah suatu kebiasaan baru yang naluriah sifatnya. Otomatis!
Begitulah
semua kebiasaan manusia tercipta. Yang baik atau pun yang buruk.
Otomatis, sifat perangai kita pun adalah hasil proses ini. Kebiasaan
merokok, suka pacaran, gemar minum tuak, berjudi morfinis, atau apapun
namanya semua akibat memori “jin ifrid” itu diisi kebiasaan yang terus
menerus. Berulang dan diulang. Sehingga pada akhirnya jin itu “yakin”
dan kemudian ia mahir, tagih, nyandu. Seperti itu pula halnya
kebiasaan-kebiasaan baik. Suka menolong, dermawan, murah senyum,
penampilan yang selalu rapi, optimis dan banyak lagi.
Tidak hanya sampai disana. Kita pun mampu membentuk kebiasaan baru, keterampilan baru, perangai baru, akhlak baru. “Habit is the second nature,”
tutur orang Inggris. Dan itu pun kita bisa pilih: mau yang baik, mulia
atau pun yang buruk. Semua tergantung kita. Dengan membentuk
kebiasaan-kebiasaan positif baik dan terpuji serta sedikit demi sedikit
meninggalkan kebiasaan jelek, otomatis terbentuklah tabiat baru. Semakin
sering, semakin baik.
Terapi Mental
Agaknya masih banyak orang yang sedang berpenyakit mental. Pikiran bawah sadarnya banyak kena “racun”. Malangnya, dirinya sendiri yang meracuni. Tanpa pernah ia sadari. Itulah mereka yang suka keluh kesah, senantiasa berputus asa, merasa tak sanggup melakukan sesuatu sebelum dicoba, dsbnya.
Agaknya masih banyak orang yang sedang berpenyakit mental. Pikiran bawah sadarnya banyak kena “racun”. Malangnya, dirinya sendiri yang meracuni. Tanpa pernah ia sadari. Itulah mereka yang suka keluh kesah, senantiasa berputus asa, merasa tak sanggup melakukan sesuatu sebelum dicoba, dsbnya.
Dari mulut
mereka keluar “mantera-mantera”, tanpa sama sekali menyadarinya sebagai
“mantera”. Kita sering mungkin (tanpa sadar) mengucapkan kata-kata
“mantera” itu, seperti, “Ah malas! Nggak mungkin berhasil! Takdir saya
memang begini, mau apa lagi!” Itulah mantera-mantera yang kemudian
disimpan di bawah sadar kita, lalu “jin ifrid” itu mengganggapnya
sebagai ”perintah” kita. Jadilah diri kita persis seperti yang kita
“mantera” itu.
Setiap
ucapan yang keluar dari mulut, setiap tindakan yang kita kerjakan tak
pernah dilupakan oleh sang bawah sadar. Apapun bentuknya. Kata-kata yang
kita ucapkan akan terus direkam dalam memori Jin Ifrid (bawah sadar
kita itu). Ya, tanpa sengaja kita telah memberi input “negatif” pada
pikiran bawah sadar kita.
Kalau
ini sering dilakukan, itu berarti kita berusaha meyakinkan “bawah
sadar” kita. Jin itu akhirnya menganggukan kepalanya jua.
Kalau
begitu, apakah pikiran bawah sadar itu berbahaya? Hingga patut pula
dibunuh? Tidak usah. Janganlah berperang dengannya. Cobalah
pandai-pandai berdiplomasi, bercengkrama secara santai, sehingga
perlahan-lahan tapi pasti, terwujudlah suatu hasil yang positif. Ia akan
cenderung menyedot hal – hal yang tak diinginkan. Ini jelas tidak
menguntungkan.
Akhirnya
patut disadari, jin Ifrid itu bukan makhluk lain. Ia adalah kemampuan
besar yang misterius dari pikiran kita sendiri. Selama ini ia telah
banyak membantu kita. Sejak kita lahir, ia senantiasa menunggu titah
kita untuk ia kerjakan dengan patuh, demi kesuksesan kita. Ia bukan
milik orang lain. Ini adalah milik kita. Kita lah tuannya…