BAB I
PENDAHULUAN
Setiap
manusia haruslah mengetahui siapa dirinya, kenapa dia dilahirkan, dan
apa tujuan dan tugas2 hidupnya, berapa lama dia bisa hidup di dunia ini,
dan kemana dia pergi setelah meninggalkan dunia ini?
Kalau
manusia tidak bisa menjawab dengan benar, maka hidupnya seperti manusia
yang hidup di hutan2 yang menutup auratnya dengan daun daunan.Mereka
tidak berilmu. Mereka tidak tahu tujuan & Tugas hidupnya. Mereka
menjalankan hidup seperti binatang saja yaitu kawin, beranak, dan kalau
sudah dewasa anak di kawinkan lagi demikian seterusnya dan terakhir
meninggal dunia. Bahkan orang-orang yang yang tinggal dilingkungan
sosialis pun banyak yang tidak mengetahui tujuan & TUGAS hidupnya.
Ada yang mengatakan untuk mencari hidup yang bahagia, berkeluarga serta
membesarkan dan mendidik anak-anak.
Mencari
hidup yang bahagia juga bermacam macam;ada yang bertapa, berzikir
berjam jam di kamar yang gelap,ada yang hidup sederhana, ada yang
mencari uang untuk memenuhi keinginannya, dll.
Apakah tujuan & TUGAS hidup mencari bahagia ?Jawabannya adalah tidak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Hidup Manusia
Ada
sebuah ungkapan yang pernah saya baca; “Orang bodoh hidup untuk makan,
namun orang bijak makan untuk hidup.”Lantas apakah tujuan hidup orang
bijak?Apakah hanya untuk bertahan hidup? Padahal kehidupan bukanlah
akhir dan tidak dapat mengakhiri dirinya sendiri, lantas apa tujuan
hidup ini?
Para
ahli fikir merumuskan masalah ini dengan 3 pertanyaan dasar; Darimana,
kemana, dan mengapa? Artinya, saya darimana, akan kemana, lantas mengapa
saya ada disini?
Bagi
mereka yang tidak mempercayai adanya Tuhan, yakni orang Ateis, hanya
yakin terhadap materi yang terindera. Menurut mereka sesuatu itu ada
jika terdeteksi oleh indera, jika tidak maka ia adalah fiksi. Alam
semesta beserta isinya bagi mereka – terjadi begitu saja – kebetulan
yang indah.Dan manusia tidak ubahnya bagai binatang dan tumbuhan, hidup
dalam jangkau waktu tertentu kemudian mati.
Sehingga
dalam pandangan mereka, dunia inilah awal dan akhir dan ini semua
terjadi begitu saja tanpa ada keterlibatan Tuhan, karena mereka meyakini
alam mempunyai mekanisme sendiri untuk mengatur dirinya sendiri.
Namun
jika kita bicara jujur, sebenarnya tiap manusia mempunyai naluri
keagamaan.Maka saya setuju dengan ungkapan sejarawan terkemuka Yunani
2000 tahun silam, Plutarch mengatakan, “Adalah mungkin bagi anda
menjumpai kota-kota yang tidak memiliki istana, raja, kekayaan, etika,
dan tempat-tempat pertunjukan.Namun tidak seorangpun yang dapat
menemukan sebuah kota yang tidak memiki sesembahan atau kota yang tidak
mengajarkan penyembahan kepada para penduduknya”.Ungkapan kuno ini
benar.Ia menyatakan bahwa naluri keagamaan sesungguhnya adalah sesuatu
yang bersumber dari fitrah manusia.
Kajian
atas sejarah manusia menegaskan bahwa kepercayaan telah bersemayam
dalam diri manusia sejak kurun peradaban kuno hingga saat ini.
Menurut
Alquran, segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, termasuk
manusia, hidup didalam naungan hidayah yang terbentuk secara fitri, yang
mengantarkannya kepada Allah. Dari titik tolak inilah Islam berusaha
menggiring pemahaman umat manusia untuk tidak menjadikan dunia ini,
sebagai persinggahan terakhir, namun sebagai starting point untuk menuju
kehidupan selanjutnya yang abadi dan hakiki, akhirat!
Selama
ini kita sering mendengar dari ulama2 yang menjelaskan bahwa tujuan
hidup manusia adalah untuk beribadah kepada ALLAH sebagaimana ayat QS
51:56 menjelaskan.
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”
Beribadah
(worship) kepada ALLAH diartikan menyembah(shalat) kepada ALLAH,
berpuasa, naik haji, berbuat kebaikan2 dll.Kalau sudah menjalankan rukun
islam ini(ritual), maka mereka sudah merasa beragama dengan benar?
Sesungguhnya bukanlah demikian menurut ALLAH.Penjelasan seperti diatas
itu belumlah sempurna, sehingga hasilnya pun juga tidak sempurna.
Seperti kita lihat masarakat islam sekarang ini yang masih terbelakang.
Beribadah
kepada ALLAH bukanlah menyembah ALLAH saja, bukan menjalankan rukun
islam yang lima saja, dan berbuat kebajikan saja, tetapi maknanya jauh
dari itu.
Kalau
diartikan seperti diatas ini,maka kita lihat hasilnya adalah masarakat
yang tidak produktif alias miskin.Sangat menyedihkan bukan?Beribadah
kepada ALLAH SWT artinya mengabdi atau bekerja untuk ALLAH dengan
sungguh-sungguh.
ALLAH
adalah Raja dari para Raja di bumi dan dilangit ini. Sebagai
hamba-hamba ALLAH,maka manusia seharusnya patuh dan taat mengikuti semua
peraturan-peraturan ALLAH bagaimana cara hidup dan bagaimana cara
berkerja di dunia ini.
Semua
peraturan-peraturan ALLAH itu tertulis dalam kitab2 sucinya;
Taurat,injil dan AL Quran. Al Quran adalah buku pedoman hidup manusia
yang terakhir, dan sempurna.Kita sudahtahu apa tujuan hidup kita yaitu
mengabdi atau bekerja untuk ALLAH.
Mari kita lihat pula dalam AL Quran,apakah tugas-tugas hidup manusia di bumi ini sebagai pekerja-pekerja dari ALLAH?
Jadi ada dua macam; satu tujuan hidup, dan kedua adalah tugas hidup;
a. tujuan hidup
Ketahuilah
bahwa kita diciptakan oleh Allah SWT bukan semata untuk hidup di dunia
bukan pula untuk sekedar makan dan minum.Apalagi berfoya-foya untuk
memenuhi tiap keinginan hawa nafsu kita. Allah SWT berfirman:
وَمَاخَلَقْتُالْجِنَّوَاْلإِنْسَإِلاَّلِيَعْبُدُوْنِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Dari
ayat tersebut jelaslah bahwa kita diciptakan utk suatu tujuan yang
besar dan sangat mulia.Allah SWT ingin memuliakan hamba-hamba-Nya yang
mewujudkan tujuan penciptaan diri yaitu beribadah hanya kepada Allah
SWT.Allah SWT tdk membutuhkan hal itu sedikitpun dari
hamba-hamba-Nya.Akan tetapi ibadah yang Allah SWT perintahkan kepada
kita adalah untuk kebaikan diri kita sendiri. Allah SWT berfirman:
إِنْتَكْفُرُوْاأَنْتُمْوَمَنْفِياْلأَرْضِجَمِيْعًافَإِنَّاللهَلَغَنِيٌّحَمِيْدٌ
“Jika
kalian dan orang-orang yang ada di muka bumi ini seluruh kufur kepada
Allah maka sesungguh Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.”
Karena
tujuan yg mulia inilah Allah SWT telah mengutus kepada kita Rasul-Nya
yg merupakan penutup seluruh para nabi yaitu Nabi kita Muhammad SAW.
Asy-Syaikh
Abdurrahman As-Sa’di dlm Tafsir- menyebutkan: “Allah Subhanahu wa
Ta’ala berkata: ‘Memujilah kalian kepada Rabb kalian atas diutus Nabi yg
ummi ini yg berasal dari kalangan Arab yg memberi kabar gembira dan
peringatan serta menjadi saksi atas amalan yg dilakukan oleh umat ini.
Bersyukurlah kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan syukurilah
ni’mat yg besar ini dgn menaati utusan-Nya dan janganlah sekali-kali
kalian mengkufuri ni’mat ini dgn tdk mau menaati Rasul yg diutus kepada
kalian sehingga kalian seperti Fir’aun. Ketika Musa bin ‘Imran diutus
kepada Fir’aun dan mengajak kepada agama Allah Subhanahu wa Ta’ala serta
memerintahkan utk beribadah hanya kepada-Nya dia tdk mau beriman kepada
Musa bahkan bermaksiat kepadanya. mk Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengadzab dgn adzab yg sangat pedih.”
Oleh
krn itu barangsiapa ingin mendapatkan kemuliaan dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala di dunia dan di akhirat selamat dari siksa-Nya dan mendapatkan
surga-Nya tdk lain cara dgn beribadah hanya kepada-Nya dan mengikuti
petunjuk Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْيُطِعِاللهَوَرَسُوْلَهُيُدْخِلْهُجَنَّاتٍتَجْرِيمِنْتَحْتِهَااْلأَنْهَارُخَالِدِيْنَفِيْهَاوَذَلِكَالْفَوْزُالْعَظِيْمُ.وَمَنْيَعْصِاللهَوَرَسُوْلَهُوَيَتَعَدَّحُدُوْدَهُيُدْخِلْهُنَارًاخَالِدًافِيْهَاوَلَهُعَذَابٌمُهِيْنٌ
“Barangsiapa
taat kepada Allah dan Rasul-Nya niscaya Allah akan memasukkan ke dlm
surga yg mengalir di dlm sungai-sungai sedangkan mereka kekal di
dalamnya; dan itulah kemenangan yg besar.Dan barangsiapa mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya serta melanggar ketentuan-ketentuan-Nya niscaya
Allah memasukkan ke dlm api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan bagi
siksa yg menghinakan.”
Dengan
demikian jelaslah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan
sebab kebahagiaan seseorang di dunia dan di akhirat adl dgn menaati
Allah dan Rasul-Nya. Sebalik Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan
kecelakan serta kebinasaan seseorang di dunia dan di akhirat adl krn
bermaksiat terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Karena dalam Al-qur’an. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَاالنَّاسُإِنَّوَعْدَاللهِحَقٌّفَلاَتَغُرَنَّكُمُالْحَيَاةُالدُّنْيَاوَلاَيَغُرَّنَّكُمْبِاللهِالْغَرُوْرُ
“Hai
manusia sesungguh janji Allah adalah benar maka sekali-kali janganlah
kehidupan dunia memperdayakan kalian dan sekali-kali janganlah setan
yang pandai menipu memperdayakan kalian tentang Allah.”
Kehidupan
di dunia ini adl suatu perjalanan yg menghantarkan pada kehidupan yg
sesungguh di akhirat.Dunia adl tempat beramal dan akhirat adl tempat
pembalasan.
Allah
sekali-kali tdk akan menangguhkan seseorang apabila datang waktu
kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan.”
b. Tugas hidup manusia seperti ALLAH mengatakan sebagai berikuti ;
“Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (QS.11:61).
Perintah
bekerja untuk memakmurkan bumi, sudah diperintahkan sebelumnya oleh
ALLAH kepada Nabi Adam yang diberitahukan kepada Nabi Musa (Taurat)
seperti berikut ini;
God said to Adam.
•God
said; “You will have to work hard and sweat to make the soil produce
anything, until you go back to the soil from which you were formed. You
were made from the soil, and you will become soil again” (Genesis
3.18-19.).
Perintah
ALLAH kepada Nabi Adam, Nabi Musa, dan Muhammad saw adalah sama yaitu
manusia yang diciptakan oleh ALLAH ini harus bekerja keras,
sungguh-sungguh untuk memakmurkan bumi, artinya memakmurkan
keluarga,masarakat dan umat.
Jadi
kedua hal ini mempunyai peranan yang sama pentingnya, lantas apa arti
semua ini? Kemerdekaan! Allah SWT menghendaki manusia untuk
mengEsakan-Nya, dan menjadi manusia yang benar-benar merdeka bersama-Nya
agar tidak menjadi hamba bagi segala sesuatu
Dari
penghambaan kepada Allah sajalah, akan lahir kemerdekaan manusia.
Sebaliknya, dari kesombongan terhadap Allah, manusia akan diperbudak
oleh segala sesuatu selain Allah. Dengan kata lain, pengEsaan dan
penghambaan kepada Allah, memberikan kemulian dan kemerdekaan kepada
manusia. Tanpanya, manusia menjadi budak bagi segala sesuatu yang
diciptakanNya. Dan inilah tujuan hidup orang bijak yakni, merdeka
bersama Allah, Tuhan yang menciptakannya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Tujuan hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sesuai dengan difenisi oleh ayat2 ALLAH tersebut dibawah ini;
1. QS.56″51.“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah(bekerja) kepada-Ku”
Allah
SWT ingin memuliakan hamba-hamba-Nya yang mewujudkan tujuan penciptaan
diri yaitu beribadah hanya kepada Allah SWT.Allah SWT tdk membutuhkan
hal itu sedikitpun dari hamba-hamba-Nya. Akan tetapi ibadah yang Allah
SWT perintahkan kepada kita adalah untuk kebaikan diri kita sendiri
Tugas hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sebagi berikut dibawah ini:
1. (QS.11:61).
“Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan
kamu pemakmurnya. (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran
umat manusia).
Demikianlah ALLAH memberitahukan, apa tujuan dan tugas hidup manusia di bumi ini menurut ALLAH yang menciptakan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.re.or.id/tujuan-penciptaan-manusia.htm