Wednesday, March 30, 2016

Keajaiban Daya Spiritual

Daya manusia yang pertama kali mendapatkan perhatian adalah daya spiritual (ruh). Mengapa demikian ? Karena dialog yang pertama dilakukan oleh Allah Swt terhadap calon manusia ketika masih didalam rahim seorang ibu adalah tentang perkenalan diri Allah Swt sebagai tuhan. Dalam hubungan ini, yang mampu menangkap makna dialog tersebut adalah daya spirit atau ruh. Pemahaman seorang calon manusia terhadap dialog tersebut melahirkan suatu transaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Swt.
 
Untuk mempertahankan nilai ketuhanan yang diperoleh ketika masih dalam kandungan itu diproteksi oleh kekuatan wahyu Al-Qur’an agar nilai ketuhanan yang ada pada diri manusia tidak bias. Berkat kasih sayang Allah Swt agar manusia tetap selamat dan senantiasa dalam koridor petunjuk-Nya, maka wahyu Al-Qur’an diturunkan. Tanpa wahyu Al-Qur’an manusia akan kehilangan pedoman hidup sebagai kompas kehidupan.



Secara lughawi (etimologi) arti spirit adalah; jiwa, ruh, semangat, keberanian, moral, suasana, arus, dlsb. Diantara sekian banyak  arti spirit dalam kaitan tulisan ini adalah ruh atau ruhani. Padanan makna spiritual adalah ruh atau ruhani karena yang mengetahui persis tentang ruh hanya Allah Swt. Tidak seorangpun yang mengetahui rahasia ruh dan fungsinya. Dan, ruh manusia itu langsung dari Allah Swt. Kesempurnaan manusia adalah pada ruhnya. Kemudian apa fungsi ruh dalam hidup dan kehidupan manusia..??? 
Paling tidak, fungsi ruh dalam hidup dan kehidupan manusia adalah jembatan antara manusia dengan tuhannya. Jadi, hakekat manusia adalah ruh. Manusia tanpa ruh adalah robot. Bahkan manusia jika berpisah dari ruhnya berarti mati. Manusia mati harus berpisah dengan dunia kemanusiaannya. Berarti ia tidak punya aktivitas lagi. Sementara, banyak manusia dewasa ini masih lengkap jasad dan ruhnya. Ia adalah manusia utuh dalam pandangan orang kebanyakan. Bahkan ia dipuji dan dielukan. 
Namun berbeda dengan pandangan orang kekhususan. Ia memandang seseorang dengan mata hatinya yang bening. Hakekat ruhnya hidup menyinari setiap langkah dan geraknya. Ruhnya lebih dominan dari pada daya intelektual dan pisiknya. Dominasi ruh itulah yang membentuk kekuatan mental. Jika ruhnya kuat, pasti mental membaja. Jiwanya tidak takut kepada siapapun, karena backup nya adalah Allah Swt. Yang menciptakan. Inilah hakekat ruh yang memiliki fungsi menggerakkan. 
 Dalam pola kehidupan bagi seorang yang sudah tingkat tinggi derajad kedudukan ruhnya, tentu segala aktivitas kehidupannya tidak lepas dari panduan Allah Swt.  Sebab segala apa yang direncanakan adalah rencana Allah SWt. Jika titik temu harapan manusia dan kehendak Allah Swt tepat pada titik silang maka disinilah terjadi keasyikan seorang hamba. Pertemuan seorang hamba ketika munajad dengan serius seolah melihat Allah Swt, distulah daya ruh berperan untuk bersimpuh mengajukan segala rencana aktivitas. Oleh karena itu pantas Rasulullah Saw bersabda bahwa sebaik – baik ilmu adalah yang dapat menyebabkan takut pada Allah Swt.
 
Kemudian bagaimana cara mengeksplorasi daya spiritual manusia ? Dimana dan kapan daya spiritual itu dieksplorasi ? Pertanyaan tersebut sungguh sangat berat untuk dijawab. Yang dapat menjawab adalah orang yang sudah mengalami kehidupan spiritual. Menurut manhaj sistematika nuzulnya wahyu bahwa sarana asah spiritual itu terletak pada surah al-Muzammil. Kajian intensive tentang surah tersebut menyimpulkan bahwa dalam surah ini memiliki pesan utama sebagai sarana penegmbangan daya spiritual.

Sarana utama sebagai sarana pengembangan daya spiritual itu adalah; qiyamul lail, tartilul Qur’an, dzikir, tabattul, tawakkal, sabar, dan hijrah. Jika sarana pengembangan spiritual ini diurai hingga detail, maka akan memerlukan tempat dan waktu. Bijaksana kalau sepintas kita urai sesuai dengan topik pembahasan. Paling tidak terdapat 3 sarana utama untuk pengembangan daya spiritual, yakni;

1)  qiyamul lail, 
2)  tartilul Qur’an dan 
3)  dzikir. 
Adapun tawakkal, sabar dan hijrah adalah efek dari pada pelaksanaan tiga sarana pengembangan spiritual tersebut. 
Metodologi pencerahan spiritual yang dibangun diatas qiyamul lail, hasilnya mengagumkan dan menghenyakkan semua pihak. Tetapi tidaklah sekonyong – konyong seseorang dapat melakukannya. Siapa tahan, ditengah malam harus bangun meninggalkan tempat tidur menuju air wudhu dan bersiap mendirikan shalat malam. Ditengah keheningan malam  harus berdiri sendirian bermunajad dan meratap pada Allah Swt. Tanpa kesadaran yang melandasi niatnya pasti tidak akan melakukan shalat malam. Tetapi bagi orang yang sudah sadar terhadap pentingnya bertemu dengan Allah Swt untuk memaparkan segala aktivitasnya untuk mendapatkan ridha-Nya, pasti ia akan bangun walaupun sempoyongan. 
Bangun shalat malam bukan sekedar memohon solusi persoalan hidup pribadinya, namun harapannya adalah bagaimana mensolusi problema hidup dan kehidupan ummat manusia sejagad. Mengapa hal ini dilakukan ? Karena ia telah memposisikan diri sebagai seorang leader bukan follower. Hasratnya ingin membangun peradaban Islam tingkat dunia. Karenanya ia jumpa dengan Allah Swt dikeheningan malam bukan hanya memohon sesuatu yang murahan. World view atau pandangan hidupnya adalah menyentuh alam malakuut. Dunia bukanlah tujuan akhir hayatnya. Dunia dijadikan arena bermain untuk memenangkan sebuah ideologi kehidupan sejati, yaitu akhirat. @Bayan Sahid.
sumber;